Rabu, 21 Desember 2011

Respon Molting Rajungan terhadap Injeksi Vitomolt

Oleh Akbar Marzuki Tahya

Rajungan, jenis Portunus pelagicus menjadi salah satu komoditas penting yang prospektif dalam dunia perikanan di Indonesia karena tersebar di daerah pesisir kepulauan nusantara. Namun di Indonesia yang kaya akan sumberdaya ini, masih minim untuk mengembangkan teknologi yang lebih inovatif dalam pengelolaan sumberdaya rajungan.

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh dosis vitomolt terhadap persentase molting rajungan.

Penelitian dilaksanakan di Crabs Research Station, Bawanamarana Kabupaten Maros, pada bulan Mei sampai Juli 2011. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah rajungan jantan dengan bobot 14-70 g, sebanyak 200 ekor. Rajungan yang digunakan berada pada fase intermolt. Vitomolt terbuat dari ekstrak bayam yang mengandung hormon molting, diperoleh dari Laboratorium Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Universitas Hasanuddin.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis vitomolt yang dicobakan adalah: 6,2, 8,3, 10,4, 12,5 µg/g BB dan kontrol (tanpa perlakuan vitomolt). Data persentase molting dianalisis dengan analisis ragam.

Dari hasil penelitian menunjukkan injeksi vitomolt dengan dosis 6,2 µg/g BB adalah dosis terbaik menginduksi molting (60%), dibandingkan dosis lainnya hanya 30% untuk dosis 8,3 µg/g BB, dan 6,67% untuk dosis 10,4 µg/g BB. Sementara dosis 12,5 µg/g BB tidak berhasil menginduksi molting pada rajungan yang dipelihara di tambak.

Kata kunci: molting, rajungan, vitomolt.

download pdf