Jumat, 02 Maret 2012

Efektivitas Pakan Buatan yang Diperkaya Ekstrak Bayam dalam Menstimulasi Molting pada Produksi Kepiting Bakau Cangkang Lunak

Siti Aslamyah dan Yushinta Fujaya

Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10, Makassar 90245 Telp./faks. +62-0411-586025 HP. 081342765705, e-mail siti_aslamyah_uh@yahoo.co.id

Pakan buatan merupakan alternatif media aplikasi ekstrak bayam (EB) yang diketahui mengandung stimulan molting. Namun demikian, pakan buatan yang digunakan masih mahal dengan kandungan protein yang tinggi, karena berbahan dasar ikan, sehingga perlu dikaji formulasi pakan buatan dengan subtitusi berbagai bahan nabati dalam menstimulasi molting dan pertumbuhan kepiting bakau. Empat formula pakan buatan yang diperkaya EB (700 ng/g kepiting) digunakan pada penelitan ini, yaitu Pakan A (ikan, cangkang kepiting, dan ubi), Pakan B (ikan, silase, cangkang kepiting, dan ubi), Pakan C (ikan, silase, cangkang kepiting, tepung kedelai, dan ubi), dan Pakan D (ikan, silase, cangkang kepiting, tepung kedelai, tepung jagung, dan pollard). Pakan rucah dan pakan A tanpa EB digunakan sebagai kontrol. Selama penelitian, kepiting bakau fase intermolt dipelihara secara individu dalam crab box yang diletakkan di tambak. Hasil penelitian menunjukkan persentase molting dan pertumbuhan bobot masing-masing pada Pakan A (44% dan 41,96%); Pakan B (56% dan 31,57%); Pakan C (74% dan 23,20%); Pakan D (50% dan 39,15%); kontrol pakan rucah (24% dan 50,66%); dan pakan A tanpa EB (28% dan 35,11%). Terjadi fenomena kebalikan, dimana Pakan C dengan persentase molting tertinggi, tetapi dengan tingkat pertumbuhan terendah. Sebaliknya terjadi pada kontrol pakan rucah. Hal ini diduga efek dari ekstrak bayam sebagai stimulan molting, dimana kinerjanya dapat dioptimalkan dengan komposisi nutrien yang lengkap dan seimbang. Pendugaan ini didukung hasil analisis kadar protein kepiting uji pada perlakuan Pakan C tertinggi dibandingkan kontrol.

Kata Kunci : Ekstrak bayam, kepiting cangkang lunak, molting, pakan buatan, pertumbuhan

Selasa, 28 Februari 2012

Anatomi Kepiting

Oleh Akbar Marzuki Tahya

Anatomi Kepiting sudah terbentuk dengan baik untuk menunjang kegiatan biologinya. Kepiting memiliki insang, lambung, hepatopankreas, dan sistem reproduksi.

Ada satu keunikan dari kepiting yakni memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar air. Menurut Prof. Yushinta Fujaya, ini disebabkan oleh adanya kemampuan insang untuk menyerap air di bawah karapas sehingga insang tetap dalam keadaan lembab meskipun berada di luar air.

Sementara kelenjar pencernaan kepiting biasa disebut hepatopankreas yang memiliki warna khas kuning. hepatopankreas terletak saling bertumpuk dengan ovarium atau telur. Menurut Prof. Yushinta Fujaya, hepatopankreas biasa membingungkan orang awan dan menganggapnya sebagai telur oleh karena letak dan warnanya.

Hepatopankreas juga berperan untuk mendeposit sejumlah glikogen dan cholesterol, mendeposit logam-logam berat dan melokalisasinya.