Sabtu, 14 Januari 2012

Contoh Surat Rekomendasi

Surat rekomendasi dapat juga diartikan sebagai surat pujian atau surat anjuran, yang diberikan oleh seseorang yang memiliki kompetensi menilai atau mengenal kecakapan kita, sehingga surat ini menjadi suatu pertimbangan bagi pihak lain untuk menerima atau menghargai kecakapan kita.

Surat rekomendasi banyak dibutuhkan ketika kita ingin melanjutkan suatu pendidikan di dalam dan di luar negeri, melamar pekerjaan, dan kegiatan lainnya yang membutuhkan pengakuan kecakapan.

Ada beberapa hal yang biasanya tercantum di dalam surat rekomendasi di antaranya:
  1. Identitas pemberi rekomendasi (seperti: nama, nip, dan jabatan)
  2. Identitas yang diberi rekomendasi (seperti: nama, nim, program studi, judul penelitian)
  3. Isi pertimbangan dari pemberi rekomendasi dengan beberapa penilaian
  4. Penutup dan harapan untuk dipertimbangkan
  5. Tempat dan waktu dikeluarkannya rekomendasi
  6. Tanda tangan dan nama lengkap pemberi rekomendasi
Perihal di atas tidak menjadi panduan baku, oleh karena di dalam penulisan surat rekomendasi sangat tergantung peruntukan rekomendasi tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan format surat rekomendasi telah diatur bersamaan dalam berkas lamaran oleh perusahaan atau instansi yang membuka lowongan kerja.

Semoga dapat membantu,
Untuk mendownload tinggal klik contoh surat rekomendasi.

Selasa, 10 Januari 2012

Do You Want to Know How Long You Will Live?

KOMPAS.com - Scientists have found a way to predict how long someone will live – by measuring their genes as a baby. Life expectancy is written into our DNA and is there to be seen from the day we are born.

It all depends on the length of the telomeres, which are described as 'acting like the plastic ends on shoelaces' to protect chromosomes from wear and tear.
Telomeres are being studied extensively - and are thought to hold the key to ageing.

Put simply, the longer your telomeres, the longer you will live - dependent, of course, on not dying accidentally, from disease or from lifestyle factors. It was known they could be shortened by life choices, including smoking and stress.

But this is the first indication that our lifespans might be predetermined from birth. In the future, tests may allow people to know their expected lifespan from a very early age - if they want to.

Professor Pat Monaghan, who led the Glasgow University study, said: ‘The results of this research show that what happens in our bodies in early life is very important.

‘It is not understood why there are variations of telomere length but if you had a choice, you would want to be born with longer telomeres.

‘If you were to test this, I don’t think anyone would want to know – it would just make you miserable. But it must be remembered that how you live has a big effect. This isn’t quite a case of nature overtaking nurture.’

The study – which used zebra finches, one of Australia’s most common bird species – is the first to measure telomere lengths at regular intervals through an entire life. With people, it is usually only the elderly who are studied because of the timescales involved.

Blood cell samples were taken from 99 finches, starting when they were 25 days old. The results exceeded even the researchers’ expectations.

The birds with the shortest telomeres did tend to die first – from as early as seven months after the start of the trial. But one bird in the group with the longest telomeres survived to almost nine years old.

Professor Monaghan said: ‘These birds were dying of natural causes. There were no predators, no diseases and no accidental deaths. This was showing their capacity for long life.’

The results hold huge implications for humans, whose telomeres work in the same way. In future, people might be tested to see how long their telomeres – and their life expectancy – could be.

Telomeres are important because they stop DNA from unravelling – but they begin shortening from the moment we are conceived. The longer they are, the better for an individual because when they get too short, they stop working.

DNA is then no longer protected and errors begin to creep in when cells divide. When this happens – usually in middle age – the skin begins to sag and the immune system becomes less efficient. Faulty cells also lead to a growing risk of conditions such as diabetes and heart disease.

The university’s institute of biodiversity, animal health and comparative medicine has published its groundbreaking research in the Proceedings of the National Academy of Sciences USA.

In the next stage of their research, the Glasgow scientists will look at what causes telomeres to shorten – including inherited and environmental factors – to make it possible to predict life expectancy more accurately.

sumber: kompas.com

Senin, 09 Januari 2012

Pengaruh Berbagai Kadar Protein-Karbohidrat Pakan Bervitomolt Terhadap Pertumbuhan, Kecernaan, dan Efisiensi Pakan, Kepiting Bakau (Scylla Olivasea)


Juanda. Pengaruh Berbagai Kadar Protein-Karbohidrat Pakan Bervitomolt Terhadap Pertumbuhan, Kecernaan, Dan Efisiensi Pakan, Kepiting Bakau (Scylla Olivasea) Di Bak Terkontrol. Dibimbing oleh Yushinta Fujaya dan Siti Aslamyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, kecernaan, dan efisiensi pakan, Kepiting Bakau (Scylla Olivasea) terbaik pada kadar protein-karbohidrat pakan bervitomolt. Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan informasi untuk pengembagan ilmu nutrisi khususnya kadar protein yang terbaik untuk pertumbuahan, kecernaan, dan efisiensi pakan. Dalam jangka panjang dapat diaplikasikan untuk pengembangan budi daya kepiting lunak secara intensif untuk meningkatkan pendapatan petani.

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi riset tambak Bawanamarana, Kabupaten Maros dari bulan Nopember hingga Desember 2009. Analisis proksimat, pakan dan feses kepiting dilakukan dilaboratorium nutrisi ikan, Departemen Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini menggunakan kepiting sebanyak 40 ekor, Wadah yang digunakan 2 unit bak beton berukuran 100 x 200 cm yang bagian dalamnya masing-masing disekat dengan menggunakan waring menjadi 20 bagian kotak kecil/bak. Setiap kotak diisi kepiting uji dengan kepadatan 1 ekor/kotak. Pada bagian atas bak ditutup dengan menggunakan bambu. Perlakuan yang diberikan adalah kadar protein-karbohidrat pakan buatan diinokulasi dengan Vitomolt . Pakan A = ( Kadar P. 46.84%-KH. 33,33 % ), Pakan B = ( Kadar P. 41.57%-KH. 38.29 % ), Pakan C = ( Kadar P. 35.62 %-KH. 44.32 % ), Pakan D = ( Kadar P. 30.16 %-KH. 49.13 % ). Pakan uji yang digunakan berbentuk pellet, yang diformulasikan sesuai dengan perlakuan dan ditambahkan Cromium Oksida (Cr2O3) sebanyak 0,6 % sebagai indikator dalam analisis kecernaan secara tidak langsung Takeuchi (1998). Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari selama masa pemeliharaan 30 hari. Pengumpulan feses dilakukan pada pagi hari dengan cara manual dengan menggunakan pinset. Feses yang telah dikumpul, dimasukkan kedalam botol sampel lalu dikeringkan dan dikumpulkan sebanyak 1 g dan untuk selanjutnya dianalisis lebih lanjut berdasarkan metode yang digunakan oleh Takeuchi (1998). Pengumpulan feses dilakukan setelah 3 hari perlakuan sampai mencapai 1 g. Peubah yang diamati adalah pertumbuhan, kecernaan, efesiensi pakan, dan kualitas air.

Nilai rata-rata pertumbuhan mutlak yang diamati Pakan A 14,1 g, Pakan B 12,7 g, Pakan C 11,44 g, Pakan D 11,1 g. Nilai rata – rata kecernaan Pakan A 87,8 %, Pakan B 87,56 %, Pakan C 86,92 %, Pakan D 87,04 %. Nilai rata–rata efisiensi Pakan A 74,38 %, Pakan B 72,64 %, Pakan C 71,26 %, Pakan D 70,24 %. Kisaran kualitas air yang diperoleh selama penelitian masih dalam kisaran yang layak dan mendukung untuk pertumbuhan kepiting. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kadar protein-karbohidrat pakan yang tinggi memberikan respon pertumbuhan yang baik.


Jika ingin menggunakan pustaka:

Juanda. 2010. Pengaruh Berbagai Kadar Protein
-Karbohidrat Pakan Bervitomolt Terhadap Pertumbuhan, Kecernaan, Dan Efisiensi Pakan, Kepiting Bakau (Scylla Olivasea) Di Bak Terkontrol. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan-Unhas, Makassar.