Metabolisme merupakan proses fisiologi yang mengakibatkan makhluk hidup dapat mempertahankan diri untuk tetap menjalani aktivitas biologis. Proses ini melibatkan dua proses penting yakni anabolisme dan katabolisme.
Karbohidrat menjadi salah satu komponen makanan yang kompleks. Komponen inilah yang menjadi salah satu bahan dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa biologis ini hanya terdapat dalam jumlah 1% dari keseluruhan tubuh manusia, diolah dalam tubuh sebagai bahan makanan, dicadangkan dalam bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel, juga dibutuhkan dalam pembentukan tulang rawan. Sumber karbohidrat yang paling banyak berasal dari tumbuhan.
Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO2 & H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2007).
Pada ikan pencernaan karbohidrat dimulai pada segmen lambung, hal ini disebabkan oleh karena hewan akuatik ini tidak memiliki air liur seperti pada hewan darat, namun secara intensif terjadi pada usus yang memiliki enzim amylase pankreatik (Fujaya 2004).
Laju penyerapan karbohidrat pada ikan tampaknya berkaitan erat dengan kompleksitas karbohidrat dalam makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 jam setelah pemberian makanan dalam bentuk 95% glukosa sudah terserap sedangkan dekstrin dan α strakh masing-masing baru terserap sebanyak 65% dan 4%. Makanan berbentuk α strakh diserap sebanyak 87% dalam periode waktu 3-10 jam. Adanya keterkaitan antara kompleksitas sumber karbohidrat dengan kecepatan/laju penyerapan ini akan berdampak pada tingkat keberadaan glukosa dalam darah. Akibat selanjutnya akan terkait dengan tingkat pemanfaatannya oleh tubuh. Pada ikan yang sistem pencernaannya telah sempurna (definitif), penggunaan karbohidrat yang komplek dalam pakan akan lebih bernilai guna dibandingkan dengan karbohidrat sederhana (Furukhi dan Yone, dalam Affandi, et al., 2005)
oleh Akbar Marzuki Tahya