Siti Aslamyah dan Yushinta Fujaya
Pakan buatan merupakan alternatif media aplikasi ekstrak bayam (EB) yang diketahui mengandung stimulan molting. Namun demikian, pakan buatan yang digunakan masih mahal dengan kandungan protein yang tinggi, karena berbahan dasar ikan, sehingga perlu dikaji formulasi pakan buatan dengan subtitusi berbagai bahan nabati dalam menstimulasi molting dan pertumbuhan kepiting bakau. Empat formula pakan buatan yang diperkaya EB (700 ng/g kepiting) digunakan pada penelitan ini, yaitu Pakan A (ikan, cangkang kepiting, dan ubi), Pakan B (ikan, silase, cangkang kepiting, dan ubi), Pakan C (ikan, silase, cangkang kepiting, tepung kedelai, dan ubi), dan Pakan D (ikan, silase, cangkang kepiting, tepung kedelai, tepung jagung, dan pollard). Pakan rucah dan pakan A tanpa EB digunakan sebagai kontrol. Selama penelitian, kepiting bakau fase intermolt dipelihara secara individu dalam crab box yang diletakkan di tambak. Hasil penelitian menunjukkan persentase molting dan pertumbuhan bobot masing-masing pada Pakan A (44% dan 41,96%); Pakan B (56% dan 31,57%); Pakan C (74% dan 23,20%); Pakan D (50% dan 39,15%); kontrol pakan rucah (24% dan 50,66%); dan pakan A tanpa EB (28% dan 35,11%). Terjadi fenomena kebalikan, dimana Pakan C dengan persentase molting tertinggi, tetapi dengan tingkat pertumbuhan terendah. Sebaliknya terjadi pada kontrol pakan rucah. Hal ini diduga efek dari ekstrak bayam sebagai stimulan molting, dimana kinerjanya dapat dioptimalkan dengan komposisi nutrien yang lengkap dan seimbang. Pendugaan ini didukung hasil analisis kadar protein kepiting uji pada perlakuan Pakan C tertinggi dibandingkan kontrol.
Kata Kunci : Ekstrak bayam, kepiting cangkang lunak, molting, pakan buatan, pertumbuhan