Jumat, 25 November 2011

Manta View Point

Masih begitu pagi, di hari 1 November 2011. Belum terlalu ramai lalu lintas kapal wisata (baca: boat) di pelabuhan Labuan Bajo. Gelombang laut yang begitu teduh, tidak ada angin yang berarti di tempat berlabuhnya Be’es, boat putih milik keluarga kami. Tempat berlabuh boat kami begitu strategis, mudah untuk di monitoring dari rumah, yang bertepatan di Kampung Ujung dengan pemandangan langsung mengarah ke Pulau Bajo.

Hari ini akan ada perjalanan wisata (tour) yang menyenangkan, saya akan disuguhkan dengan atraksi pari manta (Manta birostris), kata sang Kapten. Marzuki Tahya,seorang pelaut ulung asal Sulawesi Selatan yang sudah sejak lama merantau ke Labuan Bajo, beliau adalah seorang Kapten profesional yang berpengalaman. Beliau memiliki 3 orang anak termasuk saya salah satunya, dan saya adalah putra sulung beliau yang sering menjadi teman tour nya, maklumlah satu-satunya anak laki-laki beliau.

Persiapan telah dimantapkan sejak kemarin sore, hari ini tinggal jalan kata Imran, sepupu saya yang menjadi anak buah kapal (abk). Kami telah tiba di boat dan tidak lama kemudian tali jangkar (mooring) dilepaskan dari anjungan, mesin boat dinyalakan. Dan saatnya untuk berlayar menelusuri keindahan pulau-pulau kecil di Taman Nasional Komodo.

Dalam perjalanan terdapat beraneka ragam keindahan yang memanjakan mata, pantas saja sepanjang tahun tempat ini ramai dikunjungi oleh turis-turis asing. Mereka berdatangan mengunakan kapal pesiarnya sendiri, ataupun dengan menyewa boat yang ada di Labuan Bajo termasuk boat kami Be’es. Semakin jauh dari Kota Labuan Bajo pemandangan semakin menggiurkan, nuansa perkampungan nelayan Pulau Mesa dan Pulau Papagarang yang khas di pinggir pantai, ada juga pulau bakau yang tak berpenghuni, ditambah dengan pemandangan warna-warni terumbu karang dengan airnya yang jernih dan transparan, wah begitu menyenangkan perjalanan ini.

Tidak terasa satu jam perjalanan. Kami pun tiba pada perairan yang memiliki arus kencang, Be’es semakin melaju di atasnya di bawah kendali kemudi Sang Kapten. Daerah ini pun menarik, meskipun sebagian orang merasa ngeri dengan perputaran arus air yang begitu kuatnya. Namun inilah yang menjadikan daerah ini kaya akan spesies ikan, oleh karena distribusi planktonnya merata hingga seluruh bagian kolom air. Menurut beberapa ahli di bidang kelautan dan perikanan, daerah dengan ciri khas seperti ini akan memadukan unsur hara yang ada pada dasar perairan dan pada kolom air lainnya sehingga mengalami pemerataan distribusi, akibatnya fitoplankton yang menjadi produsen primer akan menjadikan daerah ini subur dan diikuti oleh melimpahnya zooplankton (plankton sejenis hewan) yang menarik minat ikan-ikan untuk datang beruaya mencari makanan sehingga membentuk jejaring makanan yang sangat lengkap.

Dan selanjutnya kami tiba di daerah tujuan setelah berlayar sekitar 1 jam 45 menit. Daerah ini dikenal oleh para nelayan setempat dengan nama Taka’ Makassar, atau biasa juga disebut tempat melihat pari manta (Manta View Point). Letaknya di sebelah timur pulau Komodo, dan masih menjadi wilayah perairan Taman Nasional Komodo. Kapten Marzuki Tahya biasa menjadikan tempat ini sebagai bagian dari paket perjalanan wisata (Tour Package) bagi turis kami yang masih memiliki waktu luang sebelum kembali ke Labuan Bajo.

Sangat menarik, di tempat ini sangat luar biasa, begitulah kesan waktu melihat atraksi ikan pari manta di Taka’ Makassar. Perairan dengan kedalaman sekitar 15 meter terlihat begitu jernih sehingga bebatuan karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral) menampakkan keindahan warna-warninya dari dasar perairan. Ikan pari manta yang berenang juga sangat banyak dan kelihatan jinak menyapa turis yang datang di hari ini. Beberapa turis terlihat asyik snorkelling di daerah ini, ada juga yang mencoba diving untuk mendapatkan pemandangan yang lebih dekat dan menarik untuk mereka bawa pulang ke negaranya.

Kami menikmati makan siang di atas boat, sambil menikmati keindahan alam Pulau Komodo ditemani ikan pari manta yang berenang di samping kiri dan kanan boat yang mengapung terbawa arus air yang tenang. Rasanya tidak akan bosan berada di tempat ini, hingga beberapa waktu berlalu terasa begitu cepat untuk kembali ke Labuan Bajo. Tepatnya selepas sholat dhuhur, Kapten Marzuki Tahya menyiagakan segala sesuatunya dan kami pun berlayar kembali.

Dan alhamdulillah pengalaman hari ini sangat menarik dengan super fantastis keajaiban alam Nya, terimakasih juga kepada Be'es, Kapten dan Anak Buah Kapal yang telah memfasilitasi.